Get Out 2017: Analisis Mendalam dan Dampak Budaya

Horror44 Views

“Get Out” adalah sebuah film horor psikologis yang dirilis pada tahun 2017 dan disutradarai oleh Jordan Peele. Film ini menjadi salah satu karya paling berpengaruh dalam genre horor modern, menawarkan kombinasi yang kuat antara ketegangan, kritik sosial, dan elemen supranatural. Dibintangi oleh Daniel Kaluuya sebagai Chris Washington, Allison Williams sebagai Rose Armitage, dan Bradley Whitford serta Catherine Keener sebagai orang tua Rose, “Get Out” menghadirkan cerita yang mengejutkan dan membuka diskusi tentang isu rasial di Amerika Serikat.

Sinopsis “Get Out”

Film ini bercerita tentang seorang fotografer Afrika-Amerika bernama Chris Washington (Daniel Kaluuya) yang berpacaran dengan seorang wanita kulit putih bernama Rose Armitage (Allison Williams). Rose mengundang Chris untuk mengunjungi rumah orang tuanya di pedesaan, dan meskipun awalnya ragu, Chris setuju untuk pergi. Setibanya di sana, Chris disambut dengan keramahan yang tampak agak aneh dari orang tua Rose, Dean (Bradley Whitford) dan Missy (Catherine Keener). Meskipun mereka mengklaim mendukung kesetaraan ras, ada sesuatu yang mengganjal di balik senyum dan kata-kata mereka.

Ketegangan meningkat ketika Chris mulai menyadari perilaku aneh dari pelayan rumah tangga, Georgina (Betty Gabriel) dan Walter (Marcus Henderson), yang keduanya adalah orang Afrika-Amerika. Chris juga mengalami beberapa kejadian aneh, termasuk sesi hipnoterapi dengan Missy yang menyebabkan dia mengalami mimpi buruk dan memori yang terdistorsi. Lambat laun, Chris menyadari bahwa kunjungannya ke rumah Armitage bukanlah sekadar kunjungan biasa, tetapi ada rencana jahat yang sedang berlangsung.

Puncak cerita terjadi ketika Chris menemukan bahwa keluarga Armitage terlibat dalam praktik mengerikan yang melibatkan penculikan dan hipnoterapi orang kulit hitam untuk mentransfer kesadaran orang kulit putih ke dalam tubuh mereka, sehingga menciptakan “Get Out” sebagai metafora mengerikan tentang perbudakan modern dan kekuasaan rasial. Film ini berakhir dengan Chris melarikan diri dengan susah payah setelah melawan keluarga Armitage, mengungkap kebenaran yang mengerikan di balik topeng keramahan mereka.

Pengembangan Karakter “Get Out”

Chris Washington (Daniel Kaluuya)

Chris adalah protagonis utama dalam “Get Out.” Sebagai seorang fotografer berbakat dengan masa lalu yang traumatis, karakter Chris diperkenalkan sebagai individu yang waspada dan introspektif. Kaluuya memberikan penampilan yang luar biasa, menunjukkan ketakutan, kebingungan, dan keberanian yang berkembang sepanjang film. Chris harus berurusan dengan rasa tidak nyaman di tengah-tengah lingkungan yang tidak bersahabat dan akhirnya melawan untuk bertahan hidup.

Rose Armitage (Allison Williams)

Rose, pada awalnya, digambarkan sebagai pacar yang penuh kasih dan perhatian. Namun, karakter ini mengalami perubahan drastis saat identitas aslinya terungkap. Williams menampilkan dualitas karakternya dengan sangat baik, menunjukkan Rose yang manis dan mencintai sekaligus dingin dan manipulatif. Rose adalah representasi dari ancaman yang tersembunyi di balik keramahan.

Dean dan Missy Armitage (Bradley Whitford dan Catherine Keener)

Orang tua Rose, Dean dan Missy, adalah representasi dari rasisme terselubung. Mereka menyambut Chris dengan keramahan yang berlebihan namun ada kecurigaan yang mendalam di balik tindakan mereka. Whitford dan Keener memberikan penampilan yang menakutkan dengan menunjukkan bagaimana rasisme dapat disembunyikan di balik senyuman dan keramahan.

Tema dan Pesan Sosial “Get Out”

Rasisme dan Pengawasan Sosial

“Get Out” dengan jelas mengangkat isu rasisme yang masih merajalela di masyarakat modern. Melalui interaksi antara Chris dan keluarga Armitage, Peele menunjukkan bagaimana prasangka rasial dan stereotip dapat mempengaruhi hubungan sosial. Keluarga Armitage mengklaim bahwa mereka liberal dan mendukung kesetaraan, tetapi tindakan mereka menunjukkan sebaliknya. Film ini mengeksplorasi konsep “liberalisme palsu” dan bagaimana rasisme dapat disamarkan sebagai perhatian atau kekaguman.

Identitas dan Tubuh

Tema identitas dan tubuh juga sangat kuat dalam “Get Out.” Praktik mengerikan keluarga Armitage yang mentransfer kesadaran orang kulit putih ke tubuh orang kulit hitam menggambarkan bentuk ekstrem dari pengambilalihan identitas. Ini mencerminkan sejarah panjang eksploitasi tubuh orang Afrika-Amerika di Amerika Serikat, dari perbudakan hingga eksperimen medis tanpa persetujuan. Film ini mengangkat pertanyaan tentang siapa yang memiliki tubuh dan hak atas identitas seseorang.

Hipnotisme dan Kontrol Mental

Hipnotisme yang digunakan oleh Missy untuk mengontrol Chris adalah metafora yang kuat tentang kontrol mental dan manipulasi. Ini menggambarkan bagaimana kekuasaan dapat digunakan untuk menindas dan mengendalikan individu. Hipnotisme dalam film ini bukan hanya alat untuk menciptakan ketegangan, tetapi juga simbol dari bagaimana masyarakat dapat memanipulasi dan mengontrol orang-orang yang dianggap lebih rendah.

Kritik dan Pengaruh “Get Out”

Ulasan dan Penerimaan

“Get Out” menerima pujian luas dari kritikus dan penonton. Di Rotten Tomatoes, film ini memiliki rating 98%, menunjukkan penerimaan positif yang hampir universal. Kritikus memuji naskah, pengarahan, dan penampilan para pemeran, terutama Daniel Kaluuya. Film ini dianggap sebagai karya brilian yang berhasil menggabungkan horor dengan kritik sosial yang tajam.

Richard Roeper dari Chicago Sun-Times menyebut “Get Out” sebagai “sebuah mahakarya yang mendefinisikan ulang genre horor.” Sementara itu, A.O. Scott dari The New York Times memuji film ini karena “kemampuan Peele untuk mengangkat isu-isu sosial melalui cerita yang mengerikan namun realistis.”

Penghargaan dan Prestasi “Get Out”

“Get Out” meraih banyak penghargaan dan nominasi, termasuk empat nominasi Academy Awards untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Aktor Terbaik untuk Daniel Kaluuya, dan Skenario Asli Terbaik, di mana Jordan Peele memenangkan penghargaan untuk Skenario Asli Terbaik. Kemenangan Peele menandai momen penting dalam sejarah Oscar, menjadikannya penulis kulit hitam pertama yang memenangkan kategori ini.

Dampak Budaya

Dampak “Get Out” dalam budaya populer sangat besar. Film ini memicu diskusi luas tentang rasisme dan representasi dalam media, menginspirasi banyak pembuat film untuk mengeksplorasi isu-isu sosial dalam karya-karya mereka. “Get Out” juga memperkuat posisi Jordan Peele sebagai suara penting dalam sinema modern, membuka jalan bagi lebih banyak karya yang menggabungkan genre dengan kritik sosial.

Film ini juga menciptakan frasa “the sunken place,” yang digunakan untuk menggambarkan keadaan ketidakberdayaan dan penindasan. Frasa ini telah menjadi bagian dari bahasa sehari-hari dan digunakan dalam berbagai konteks untuk menggambarkan perasaan terisolasi dan terjebak.

Kesimpulan

“Get Out” adalah lebih dari sekadar film horor; ini adalah pernyataan sosial yang kuat tentang rasisme dan kontrol. Dengan naskah yang cerdas, pengarahan yang brilian, dan penampilan yang luar biasa dari para pemerannya, “Get Out” berhasil menciptakan pengalaman menonton yang mendalam dan menggugah pikiran. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memaksa penonton untuk merenungkan isu-isu penting yang sering diabaikan.

Keberhasilan “Get Out” menunjukkan bahwa film horor dapat menjadi medium yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan sosial yang kuat. Dengan segala inovasi dan dampaknya, “Get Out” akan terus dikenang sebagai salah satu film paling penting dalam dekade ini, menginspirasi generasi baru pembuat film untuk melampaui batasan genre dan mengeksplorasi isu-isu yang relevan dengan keberanian dan kreativitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *